• Robber

    by IRFAN ABDILLAH

    “Alana saya kan sudah bilang, walaupun kamu atlet nasional bukan berarti kamu bisa bermalas-malasan. Kamu contoh Kakak kamu, walaupun dia terpilih menjadi Presiden Mahasiswa dikampusnya, tapi dia berhasil menjadi lulusan terbaik diangkatannya. Kamu jangan merasa pencapaian kamu sekarang sudah cukup. Ingat kamu bisa dititik sekarang juga karena Papa yang mengijinkan kamu buat meneruskan hobi kamu itu.” Panggilan telfon masuk dari Papa Alana setelah mendapat laporan dari Bu Ine.

    “Kakak ya Kakak pa, bukan Alana. Kami beda.” Ujar Alana sembari menutup telfon dari Papanya.

    Sepulang sekolah Alana selalu pergi ke taman bermain. Selain menyukai hujan, Alana juga suka dengan taman bermain. Di taman bermain, anak-anak bisa bermain dengan riang tanpa harus memikirkan beban yang akan datang di dalam hidupnya. Alana menjadikan taman bermain sebagai tempat pelarian, dia lebih suka menghabiskan waktu seharian disana daripada rumah yang dianggapnya sudah seperti neraka.

    Tak berapa lama kemudian tukang bakso keliling langganan Alana lewat.

    “Mang Udin selamat siang, aku pesen bakso kaya biasa ya. Gak pakai saos, gak pakai sambel, juga tidak pakai kol.” Alana berujar menyapa Mang Udin tukang bakso langganannya.

    “Siang juga neng Alana yang cantik, requestnya udah kaya lagu aja neng” Mang Udin menjawab sambil terkekeh.

    Pesanan Alana pun sudah siap, ia makan lesehan didekat gerobak bakso sambil menikmati angin sepoi siang itu.

    “Cah bagus mau pesan apa nih, biasanya bareng ibunya yang cantik kalau ke sini.”

    “Seperti biasa aja mang, satu porsi, gak pakai saos, gak pakai sambel juga kol.”

    “Wah pesanannya sudah kaya Neng Alana aja mas, sebentar saya bikinkan ya.”

    Alana langsung menengok ke arah Mang Udin yang sedang melayani pelanggan dan lantas tersedak melihat siapa yang sedang memesan bakso di depannya.

    “Gue tau gue ganteng, tapi gak usah sampai melongo kaya gitu. Iler lu tumpah-tumpah tu, nih tisu lap tuh mulut lu, minum juga nih air, kasian gua lihat muka lu yang menyedihkan itu.” Ternyata pemuda yang memesan bakso itu adalah Deon Ramanoff.

    “NAJIS BANGET, sejak kapan lu disini. Jangan-jangan lu ngintilin gue ya.” Alana berujar sambil meminum air yang diberikan Deon.

    “Gak penting gimana gue ada disini. By the way, jadwal lo tutor sama gue kamis sepulang sekolah sama minggu sore, gue tunggu di gazebo depan lab kimia. Gue gak nerima protes apalagi penolakan.” Ujar Deon tegas.

    “Tapikan—“

    Belum sempat Alana menyelesaikan ucapannya Deon sudah pergi meninggalkan Alana setelah pesanan baksonya jadi.

    **

    Siang itu sesuai perjanjian yang dibuat oleh Deon dan Alana mereka bertemu di gazebo depan lab kimia untuk tutor.

    “Gue udah bilangkan dari tadi, kalau s itu artinya 2 p itu 6. Lo yang niat dikit dong belajarnya, gue udah luangin waktu gue yang berharga Cuma demi ajarin lu materi yang sebenernya udah dijelasin.” Deon berujar kesal karena Alana yang sejak tadi selalu salah menangkap materi yang ia jelaskan.

    “Selain kaku, lo juga ya grumpy ya. Sisi mana lagi dari lo yang gak di tau orang-orang.”

    “Gue udah cape belajar dua jam ini, gue juga ada latihan taekwondo yang sebenernya udah mulai dari sejam lalu. Makasih atas ilmunya hari ini, sampai ketemu hari minggu.” Ujar Alana sembari meninggalkan Deon.

    “Anak ini kelihatan sendu banget, ada masalah apa dari hidupnya. Sekarang dia bukan Cuma nyuri waktu gue, bahaya dia mulai mencuri perhatian gue.” Gumam Deon melihat punggung Alana menjauh.

    **

    Sore itu hujan memenuhi sudut-sudut kota. Sepulang sekolah Deon melewati taman bermain untuk menghindari genangan air jika melewati jalan tercepat menuju rumahnya. Deon melihat gadis yang duduk sendirian diayunan taman sambil mendongakkan kepalanya ke langit. Alana, gadis itu yang Deon liat. Tanpa sadar, Deon melangkah mendekati Alana.

    “Lo udah gila hujan-hujanan gini, ujian itu tinggal dua bulan. Kalau lo sakit lo gak akan bisa ikut ujian yang artinya orang-orang bakal ngecap gue gagal ngajarin lo.” Ujar Deon menyadarkan Alana dari lamunannya.

    “Orang kaya lo gak bakal ngerti serumit apa hidup gue. Pinter, keluarga harmonis, banyak orang yang sayang, lo punya semua itu sedangkan gue engga. Kalau lo cuma mau berisik disini mending pergi.” Ujar Alana yang membuat Deon kaget, Alana yang ia kenal adalah sosok yang periang, bukan sendu seperti ini.

    “Gue gak tau masalah lo apa, kalau lo butuh bantuan gue bisa bantu.”

    “Kalau ucapan lu beneran, bantu gue—“

  • Robber

    By Diandra A.P

    Ada beberapa alasan mengapa Alana sangat suka hujan. Salah satunya adalah Alana bisa dengan mudah terlelap ketika hujan tengah membasahi permukaan tanah di bumi. Permasalahannya adalah, Alana tak mengindahkan di mana atau kapan gadis itu akan tertidur pulas kala hujan melanda.

    Contohnya saat ini, ketika murid lainnya mengerahkan kinerja otak terbaik mereka untuk mengerjakan soal kimia di atas kertas putih setengah buram itu dengan sungguh-sungguh— Alana justru tertidur di satu jam pertama karena hujan tiba-tiba saja turun membasahi daerah di sekitar sekolahnya.

    “Waktu mengerjakan tersisa 2 menit lagi. Setelah selesai kalian boleh langsung keluar dan meninggalkan kertas ujian kalian di atas meja, paham?”

    “Paham Bu Ine!” Satu kelas berseru dengan seretak, tak terkecuali Alana yang terbangun dari tidur nyenyaknya karena hentakkan Bu Ine.

    Gadis dengan name tag Alana Tsabir itu lantas menoleh ke kanan dan ke kiri. Kemudian kepala mungil itu ia tundukkan untuk melihat isi kertas jawabannya, nihil. Tidak ada setitik pena bertinta apapun di atas sana.

    Bukannya panik atau minimal bersedih, Alana justru mengangkat kedua sudut bibirnya dengan bangga. Jari lentik itu kemudian meraih pena kepunyaannya dan menuliskan nama lengkapnya di kolom nama. Kurang dari satu menit, Alana sudah berdiri dari tempat duduknya diikuti suara decitan kursi; praktis membuat teman satu kelasnya menaruh atensi pada Alana.

    “Sudah Alana?” Bu Ine lantas bertanya.

    Alana memantri senyumnya lebih lebar lagi. Tungkai jenjangnya perlahan-lahan membawanya keluar dari kelas. “Alana sudah selesai, Bu. Terima kasih, selamat siang.”

    Belum sempat Bu Ine membalas ucapan Alana, satu murid lagi berdiri dari tempat duduknya. Guru kimia itu praktis menaruh atensinya pada— murid kesayangannya?

    “Deon, sudah selesai Nak?”

    Walau wajah Bu Ine terlihat sangat ceria, tapi murid laki-laki beralis tegas dengan rahang lancip itu bahkan tak menjawab perkataan Bu Ine. Alih-alih menjawab, pemuda yang disebutkan namanya sebagai Deon itu hanya tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya.

    “Baik, yang lain mohon untuk diperhatikan kembali lembar jawabannya. Waktu tersisa 30 detik dari sekarang!”

    **

    Selang satu hari setelah kejadian ulangan harian Bu Ine, nama Alana dikumandangkan lewat speaker sekolah. Alana yang saat itu sedang berada di kantin terpaksa berhenti menyuap kuah bakso ke dalam mulutnya dan pergi menemui Bu Ine dengan segera.

    Rupa-rupanya kedatangan Alana ke ruangan Bu Ine disambut dengan wajah masam Guru Kimia yang memasuki usia kepala lima itu. “Ada apa ya, Bu?”

    Wajah masam itu terlihat semakin kecut ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan Alana begitu kepala dengan juntaian rambut hitam itu menyembul di balik pintu.

    Bu Ine lantas berkecak pinggang di depan mejanya ketika melihat tingkah Alana. “Masuk Alana, cepat duduk.” Ucapnya setengah ketus.  Alana menurut dengan senyum tanpa dosanya yang ia pertontonkan di depan Bu Ine.

    Masih dengan posisi garangnya, Bu Ine menyodorkan kertas buram ke atas meja— yang dari bentuknya saja Alana bisa tau kalau itu adalah kertas ulangan hariannya tempo hari lalu. Tanpa berniat menyentuh kertas itu, Alana jutru mencondongkan badannya ke depan untuk menilik isi kertas tersebut.

    “Kertas ulangan harian saya, Bu. Kenapa ya?”

    Bu Ine menghela nafas berat mendengar tanggapan Alana yang kelewat santai. “Coba kamu jelaskan ini maksudnya apa, Alana?”

    Alana mengangguk sekali sebelum mulai menyamankan posisi duduknya karena hendak menjelaskan maksud dari isi kertas ulangan harian Kimianya.

    “Jadi Bu, Na di sini itu maksudnya Natrium ‘kan ya? Gak tau deh, Alana juga lupa-lupa inget, hehe.” Alana sempat tertawa garing di akhir kalimatnya. “Terus ini O besar maksudnya Oksigen, yang ini Alana yakin pasti jawabannya bener. Dan yang terakhir N maksudnya Nitrogen. Ahaha, Bu Ine, masa yang seperti ini saja perlu ditanyakan ke saya? Kan Ibu Guru Kimianya.”

    “Jadi maksud kamu NaON, gitu?”

    “Memang itu tujuan saya, Bu.”

    Tidak ada yang bisa Bu Ine lakukan selain menghela nafas dan berlapang dada. Agaknya sudah menjadi rahasia umum SMA 1 Ganesha, bahwa Alana Tsabir adalah  malas yang membanggakan sekolah. Bagaimana tidak, Alana sering menjadi perwakilan sekolahnya sebagai seorang Atlet Taekwondo.

    “Alana, jangan main-main sama mata pelajaran saya.” Ujar Bu Ine penuh penekanan.

    “Alana gak main-main, Bu. Saya memang gak bisa jawab. Seminggu belum ulangan harian kan saya—“

    “Tidak ada alasan untuk menyanggah, Alana!” Gertak Bu Ine. “Kamu tidak diberi kesempatan untuk menyanggah ucapan Ibu.” Tambah yang lebih tua.

    Alana lantas melipat kedua bibirnya ke dalam dan menautkan jari-jarinya. Aura yang dikeluarkan oleh Bu Ine sudah berbeda dari sebelumnya. Alana merasa amarahnya kali ini sudah benar-benar serius. ‘Aduh, mampus gue!’ batinnya.

    Bu Ine perlahan menurunkan alisnya yang menukik, kemudian menghela nafas dengan suara yang sangat berat seolah segala beban yang dipikulnya ikut berhembus terbawa dinginnya suhu ruangan.

    “Alana,”

    Alana yang merasa bersalah sekaligus menyesal atas perbuatannya tersebut mengangkat sedikit pandangannya. “Ya, Bu?”

    “Kamu sudah Ibu titipkan ke teman sekelasmu. Bulan depan kamu ujian sekolah Alana, Ibu nggak bisa biarin kamu gini terus. Sekalipun kamu adalah seorang Atlet Nasional, itu nggak akan Ibu jadikan pengecualian.” Bu Ine mengacungkan kertas ulangan harian Alana ke udara. “Kamu lihat ini? Ibu nggak bisa biarkan ini terjadi berulang kali. Ilmu itu penting Alana. Sekalipun kamu tidak suka, ilmu itu akan selalu ada dan menuntunmu di masa yang akan datang.”

    Bu Ine melangkah mundur menjauhi Alana. “Selama kamu belajar, Ibu mohon keseriusan kamu Alana.”

    Gadis Tsabir itu kebingungan bukan main. Entah harus memberikan reaksi seperti apa pada pemaparan panjang lebar guru kimianya itu. Namun, Alana urung membalas ucapan Bu Ine tatkala pintu ruangan Bu Ine terbuka dengan lebar.

    “Siang, Bu.” Sapaan datar itu spontan membuat Alana membanting arah pandangnya kea rah pintu yang baru saja terbuka. Sepersekian detik setelah pandangannya mencerna apa yang ia lihat, jantungnya praktis berpacu lebih cepat.

    “Bu—“

    “Siang, Nak. Silakan duduk.”

    Agaknya, Alana sudah kehabisan waktu untuk sekedar meminta penjelasan pada Bu Ine perihal ‘Kenapa dia bisa ada di sini?’. Sungguh malang.

    Setelah pemuda yang digadang-gadang akan sukses besar di masa mendatang itu mendudukkan diri dekat Alana— cukup jauh namun masih pada sofa yang sama yang tengah Alana duduki, apa yang Bu Ine terangkan selanjutnya membuat jantung Alana yang sudah berpacu cepat menjadi semakin berdebar.

    “Alana, untuk beberapa hari kedepan atau mungkin minggu, kamu akan dibantu oleh Deon dalam pembelajaran.” Ujar Bu Ine. “Ibu harap kamu tidak keberatan ya, Nak?” Tanyanya pada pemuda kaku bernama Deon Ramanoff itu dengan nada kelewat ramah.

    Sesuai ekspetasi, Deon tidak menjawab pertanyaan Bu Ine. Melainkan hanya mengumbar senyum tipis khas wajah tampannya disertai anggukkan tanda menerima dan gelengan sebagai tanda bahwa ia tidak keberatan. Sepertinya begitu apabila bahasa tubuh pemuda tampan itu diterjemahkan.

    “Baik, kalau begitu. Alana, kamu jangan sampai mengecewakan Ibu. Belajar yang betul.”

    Yang bisa Alana lakukan saat itu hanyalah membuka rahang bawahnya selebar badan pesawat sangking tak menyangkanya dengan apa yang baru saja terjadi. Apakah ini layak disebut berkah? Atau justru malapetaka untuk Alana?

    “Aaa…” Alana dengan wajah sok seriusnya mulai bangkit dari duduknya. “Maaf, Bu! Saya harus ke kamar mandi! Permisi!”

    Namun, siapa sangka. Alih-alih berterima kasih atas perhatian Bu Ine dan effort teman sekelasnya, Alana malah memilih untuk berlari tunggang langgang keluar ruangan. Otaknya tak mampu berfungsi dengan baik untuk memikirkan hal baik lainnya.

    “ADUH! MAMPUS GUE!”

  • Cara Membuat Tampilan Feed Instagram Lebih Menarik

    Andini Yuliarti – 7211421140

    Instagram merupakan salah satu platform media sosial yang digemari anak muda. Hampir semua anak muda di zaman sekarang memiliki akun instagram. Tak heran karena instagram merupakan platform media sosial yang memiliki banyak fitur dan kegunaan, selain itu instagram juga memiliki tampilan menarik yang cocok digunakan oleh anak muda zaman now. Instagram dapat digunakan sebagai  sarana mencari hiburan, mencari informasi, berbisnis, ataupun sebagai sarana untuk berbagi momen-momen kehidupan kepada orang lain. Selain itu kita juga bisa belajar melalui instagram, lho. Kita bisa memanfaatkan instagram untuk mencari informasi-informasi bermanfaat untuk menambah wawasan kita. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita buat feed instagram kita lebih menarik dan bermanfaat dengan cara-cara berikut ini.

    1. Ikutilah akun instagram yang mengunggah konten-konten positif

    Misalnya seperti akun yang sering mengepost kata-kata bijak dari tokoh-tokoh terkenal. Dengan melihat postingan tersebut kita bisa lebih mengenal tokoh-tokoh terkenal bukan hanya dari Indonesia saja , melainkan tokoh terkenal dunia. Kata-kata bijak dari tokoh terkenal tersebut nantinya juga dapat memotivasi kita untuk melakukan hal baik dan menjadi lebih baik.

    • Ikutilah akun instagram yang rutin mengunggah seputar pengetahuan umum

    Dengan mengikuti akun seperti ini maka kita dapat menambah wawasan dengan cara yang menyenangkan. Karena pengetahuan bisa didapat bukan hanya dari buku atau sekolah saja, tapi bia juga dari internet dan media sosial.

    • Berhenti mengikuti akun gossip dan infulencer/selebriti yang tidak bermanfaat

    Hindari mengikuti akun-akun gossip dan juga influencer/selebriti yang mengunggah konten-konten tidak bermanfaat, alangkah baiknya jika kita mengikuti akun-akun yang menyebarkan informasi aktual dan fakta, dan juga influencer/selebriti berprestasi yang bisa kita jadikan teladan.

    Sekiranya cara-cara di atas bisa kalian terapkan untuk membuat tampilan feed instagram kalian lebih menarik dan juga bermanfaat. Kalian juga bisa menerapkan cara-cara tersebut di akun media sosial kalian yang lainnya. Selamat mencoba!J

  • TIPS MANAJEMEN WAKTU BAGI MAHASISWA

    Dian ayu rahmawati (7211421038)

    Saat ini, banyak orang  merasakan betapa cepatnya waktu berlalu, baik dari kalangan masyarakat umum khususnya bagi Mahasiswa. Waktu berlalu begitu cepat sehingga tanpa menyadarinya dan tidak menghasilkan kegiatan apapun. Sebagian orang merasa dirinya sibuk melakukan kegiatan sepanjang waktu, dari pagi hingga malam yang terus berulang setiap harinya. Bahkan seakan tidak cukup waktu 1×24  jam untuk sehari baginya, dibutuhkan waktu yang lebih untuk melakukan kegiatannya. Namun pada akhir hari, minggu, dan waktu mendekati batas waktu merasa bahwa tidak  menghasilkan kegiatan apapun. Bagi mahasiswa jika tidak memiliki pengelolaan waktu yang baik maka mereka akan merasa terkejar tiap hari oleh deadline.

    Singkatnya pengelolaan atau pengaturan waktu juga dapat disebut dengan manajemen waktu. Manajemen waktu itu sendiri merupakan sebuah proses pengendalian waktu berdasar pada kegiatan yang sudah direncanakan dan dilakukan secara efektif, efisien dan maksimal. Dengan manajemen waktu kegiatan dapat tersusun sebagaimana mestinya, dan berdampak baik. Semakin baik manajemen waktu yang dilakukan maka, semakin merasa lebih produktif, melakukan kegiatan tanpa dibawah tekanan, selain itu merasa dekat dengan tujuan.

    Lalu bagaimanakah manajemen waktu yang baik bagi mahasiswa?

    Jangan membuang waktu untuk hal-hal tidak penting, atur waktu belajar dengan teratur sesuai jadwal. Kerjakan tugas yang dibebankan dosen dengan tepat waktu. Jangan mengerjakan tugas-tugas kuliah di menit-menit terakhir tenggat waktu yang ditetapkan karena itu dapat membuat anda merasa terbebani dan tidak fokus. Oleh sebab itu, biasakan diri untuk belajar dan mengerjakan tugas di awal waktu adalah keterampilan yang mesti ditanamkan kepada siswa.

    Adapun beberapa tips yang dapat membantu untuk mengelola kegiatan mahasiswa:

    1. Menentukan skala prioritas

    Mementingkan hal yang penting bagi setiap orang, yang dimana hal tersebut adalah tanggung jawab besar. Walaupun seorang mahasiswa memiliki kegiatan lain untuk mengembangkan kemampuannya, harus ingat prioritas awal dan buang hal-hal yang tidak terlalu penting.

    • Membuat rencana kegiatan

    Mengatur kegiatan yang dilakukan dengan membuat rencana kegiatan, maka seluruh kegiatan akan terstruktur dengan baik, dan membuat seseorang menghargai waktu serta disiplin waktu.

    • Jangan menunda pekerjaan

    Sebagai seorang mahasiswa akan dihadapkan dengan rasa malas, akan tetapi jika itu menjadi kebiasaan yang buruk. Sekali saja menunda pekerjaan maka pekerjaan lainnya pun akan ikut tertunda.

    • Memilah kembali kegiatan yang tidak perlu dilakukan

    Mencari kesenangan adalah hal yang wajar bagi setiap manusia, dan perlu untuk refreshing yang dapat membuat otak kita segar kembali. Dengan terlalu sering bersenang-senang dapat membuat terlena dan lupa akan tanggung jawab. Oleh karena itu, pentingnya memilah kembali kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan.

    • Membuat rencana target pencapaian

    Dengan adanya target dapat membuat motivasi dan terfokus dengan kegiatan yang ingin segera dicapai. Sekalipun rasa malas menghampiri, akan tetap kembali kepada target awal yang belum terselesaikan.

    Itulah sedikit tentang tips manajemen waktu yang dapat diaplikasikan oleh tiap mahasiwa. Semua hal dimulai dari disiplin dan dedikasi, demikian juga dengan mengatur waktu. Dengan disiplin disertai berdedikasi tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas/pekerjaan, kinerja dan hasil yang didapatkan pun jauh lebih berkualitas tentunya.

  • Pembelajaran Daring vs Luring: Manakah yang Lebih Efektif?

    oleh Hasna Fadhilla_7211421108

    Saat ini kasus Covid-19 di Indonesia mulai berangsur membaik. Sudah hampir 2 tahun Indonesia selalu dihantui oleh kasus Covid-19 yang selalu bertambah setiap harinya. Namun saat ini kasus di Indonesia maupun di dunia sudah mulai menurun dan keadaan berangsur kembali seperti semula. Namun hal tersebut tidak menghilangkan kebiasaan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan,

    Seperti yang kita ketahui, sejak diumumkannya kasus Covid-19 di Indonesia segala kegiatan dilaksanakan secara online, salah satunya yaitu sekolah, baik itu dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, maupun Perguruan Tinggi. Sudah hampir 2 tahun pendidikan di Indonesia menerapkan sistem pembelajaran  online atau yang lebih dikenal dengan sebutan daring. Menurut Ivanova dkk (2020) pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran secara daring ini perlu memanfaatkan teknologi dalam penerapannya, sehingga kita harus paham dengan teknologi yang berkembang. Beberapa aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran secara daring ini biasanya yaitu zoom, google meet, microsoft, dan masih banyak lagi. Mungkin sebelum Covid-19 menyerang aplikasi-aplikasi tadi terdengar asing bagi kita, namun di saat sekarang aplikasi tersebut sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari. Memang mau tidak mau kita harus melek terhadap teknologi agar bisa menyesuaikan kehidupan kita di masa depan dunia ini. Hal tersebut merupakan salah satu dampak positif dari adanya pembelajaran secara daring ini. Kita menjadi lebih paham tentang teknologi yang mana hal tersebut membantu kita untuk bisa berkembang apalagi di era Revolusi industri 4.0.

    Namun apakah cukup efektif pembelajaran secara daring ini jika diteruskan? Pastinya banyak yang bertanya-tanya mengenai hal tersebut. Sudah banyak dilakukan penelitian mengenai efektivitas pembelajaran daring. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dwinda Nur dkk (2021),  berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan hasil bahwa sebagian peserta didik merasa belum efektif dalam pelaksanaan pembelajaran daring di sekolahnya. Menurut Hidayah dkk (2020), kurang efektifnya pembelajaran daring menurut peserta didik dapat disebabkan oleh perubahan sistem belajar yang sebelumnya konvensional menjadi sistem daring dengan sangat mendadak tanpa adanya persiapan matang sehingga banyak kendala yang dijumpai selama masa adaptasi. Namun juga ada beberapa yang berpendapat bahwa dengan adanya pembelajaran daring ini lebih banyak mendapatkan waktu luang. Hal ini dirasakan oleh mahasiswa perguruan tinggi karena kebanyakan dari mereka kuliah sambil bekerja sehingga dengan adanya  pembelajaran daring ini memudahkan mereka untuk mengatur waktu antara kuliah dengan bekerja. Namun tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa pembelajaran secara daring ini kurang efektif untuk bisa memahami materi. Selain itu dari segi sosial pembelajaran daring juga menghambat komunikasi, banyak dari mereka yang merasa kurang nyaman ketika berkomunikasi secara cara online karena hal tersebut berakibat pada miskomunikasi.

    Lalu bagaimana jika dibandingkan dengan pembelajaran secara luring? Sebelum itu kita perlu memahami apa itu pembelajaran luring. Pembelajaran luring merupakan singkatan dari

    pembelajaran di luar jaringan atau dengan istilah offline, artinya pembelajaran ini tidak lain merupakan pembelajaran konvensional yang sering digunakan oleh guru sebelum adanya.  Beberapa peserta didik lebih memilih untuk melakukan pembelajaran lalu karena mereka merasa dengan pembelajaran secara luring materi yang dijelaskan lebih mudah dipahami dibandingkan secara daring. Selain itu  dengan pembelajaran secara luring mereka bisa berinteraksi secara sehingga memudahkan dalam proses diskusi. Dan juga ada yang berpendapat bahwa pembelajaran secara luring ini melatih kejujuran peserta didik karena seperti yang kita ketahui jika pembelajaran dilaksanakan secara daring peserta didik akan lebih bergantung pada gadget atau handphone. Sehingga dalam melaksanakan ujian pun pastinya mereka akan menggunakan gadget atau handphone dan hal tersebut tidak menjamin peserta didik akan menjawab ujian dengan jujur. Jadi kekurangan dari pembelajaran secara luring ini peserta didik kurang dalam mendapatkan waktu luangnya sehingga tidak bisa membagi waktu untuk kegiatan yang lain.

    Sebenarnya untuk keefektifan dari pembelajaran daring maupun luring ini tergantung pada instansi yang melaksanakannya. Jika mereka melaksanakan pembelajaran daring dengan benar pasti peserta didik akan merasa nyaman dengan pembelajaran secara daring begitu juga dengan pembelajaran secara luring. Dan kita sebagai peserta didik harus bisa menyesuaikan keadaan karena untuk kedepannya kita tidak tahu apa yang akan terjadi sehingga kita harus bisa beradaptasi dengan cepat. Jadi kita sebagai peserta didik mau tidak mau harus siap dengan pembelajaran secara luring maupun daring.

    Referensi

    Hidayah, A. A. F., Al Adawiyah, R., & Mahanani, P. A. R. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid 19. JURNAL SOSIAL :Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial,, 21(September),53–56.

    Retrieved from http://sosial.unmermadiun.ac.id/index.php/sosial/article/view/61

    Ivanova, T., Gubanova, N., Shakirova, I., & Masitoh, F. (2020). Educational technology as one of the erms for enhancing public speaking skills. Universidad y Sociedad, 12(2), 154-

    159.

    Kuntarto, E. (2017). Keefektifan model pembelajaran daring dalam perkuliahan bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Indonesian Language Education and Literature, 3(1), 99-110.

    Pratama, R. E., & Mulyati, S. (2020). Pembelajaran Daring dan Luring pada Masa Pandemi Covid-19. Gagasan Pendidikan Indonesia, 1(2), 49-59.

  • Video

    NISSA ADLINA & AMELIA

    AMELIA NURHIDAYAH

    MUHAMMAD RIFALDY NATALI RIZQI

  • Forum 7 UU ITE

    Sabila Azahra – 7211421130

    Menurut saya, implementasi UU ITE di Indonesia sudah cukup baik. UU ITE yang menjerat netizen kebanyakan akibat komentar-komentar yang dianggap menyebar hoaks hingga mencemarkan nama baik di media sosial tak jarang menyebabkan netizen berurusan dengan pihak berwajib. Dari implementasi ini sebenarnya memberi pelajaran yang baik bagi netizen agar tidak berkomentar sembarangan dan lebih memperhatikan kebenaran hal yang disebarkan. Akan tetapi, terkadang dengan adanya hukum ini malah membuat netizen tidak dapat menyampaikan kritiknya di media sosial. Hal yang harus dilakukan adalah para penegak hukum mengedukasi masyarakat tentang UU ITE ini dan masyrakat juga turut belajar dan menerapkannya dikehidupannya.

  • Forum 7 UU ITE

    Andini Yuliarti – 7211421140

    Menurut saya implementasi UU ITE saat ini sudah cukup efektif. Dengan diberlakukannya UU ITE dan juga sanksi yang tegas bagi segala bentuk pelanggaran dalam penggunaan teknologi informasi diharapkan akan membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakannya, terutama oknum-oknum yang seringkali menyebarkan informasi hoax ataupun informasi yang mengandung ujaran kebencian dan unsur SARA, dengan adanya sanksi tersebut diharapkan juga mereka akan merasa jera dan tidak mengulanginya lagi. Namun, seringkali juga implementasi UU ITE ini tidak tepat sasaran. Media sosial sekarang seringkali dijadikan masyarakat sebagai tempat menyalurkan pendapat atau kritik mereka tentang pemerintah ataupun pejabat negara, dan jika pejabat/pemerintah merasa tidak terima dengan kritikan yang diberikan maka orang tersebut bisa dijerat UU ITE meskipun pendapat/kritik yang diberikan sesuai dengan fakta. Sehingga seringkali UU ITE dianggap membatasi kebebasan masyarakat dalam berpendapat.

  • Halo Dunia!

    Selamat Datang di blog Cocos Nucifera. Blog ini adalah postingan dari Group B untuk memenuhi tugas UTS MK Literasi Digital dan Kemanusiaan 2022. Kami memilih nama cocos nucifera yang merupakan nama ilmiah dari kelapa karena buah kelapa menunjukkan kematangan cara berpikir dan beperilaku. Selamat menikmati konten yang kami sajikan.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai